|
Gudeg Mercon |
Di usianya yang menginjak 60 tahun, Ngatinah tetap semangat dalam menjalankan bisnisnya yang dia rintis sejak tahun 1992 yaitu berjualan Gudeg. Wanita kelahiran Boyolali ini layak kita berikan penghargaan atas dedikasinya dalam menjalankan usahanya yang telah berjalan lebih dua dekade ini. Melalui tangan dinginnya, wanita yang menetap di Jogjakarta sejak tahun 1984, usaha gudeg merconnya mampu meraup omset sekitar dua juta rupiah per hari.
Nenek dari tiga cucu ini, mengaku masih suka memasak sendiri gudeg ini di rumahnya di Jalan Jenggotan, Jetis, Yogyakarta. Proses memasaknya, kata dia, makan waktu empat jam dengan menggunakan tujuh kompor. Setelah semua matang dan siap dijual, semua dagangannya itu dibawa ke lapaknya dengan menggunakan becak. Ia sendiri pergi ke lapak dengan sepeda, ungkapnya.